Kelelawar buah di kabupaten sinjai merupakan salah satu potensi biotik yang terdapat pada hutan mangrove kelurahan lappa Kabupaten Sinjai yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata. Lokasi ini memberikan pemandangan yang menarik di pinggir pantai yang menjorong ke teluk bone. Adanya fasilitas perlengkapan untuk tracking sambil memancing di sepanjang hutan mangrov dengan memanfaatkan jasa dari masyarakat setempat maka wisatawan akan sangat menikmati keindahan alam di tempat ini, terutama udara sejuk, angin sepoi-sepoi, hamparan ombak, dan dapat belajar mengenai flora dan fauna di wilayah pesisir, baik itu mengenai hutan mangrove maupun ribuan kelelawar yang bergelantungan pada pohon mangrove yang menambah keindahan panorama alam ini sehingga dapat membuat wisatawan untuk betah berwisata di tempat tersebut.
Rabu, 23 Juli 2014
Rabu, 04 April 2012
kelemahan papan partikel
Tugas Papan Partikel
Teknologi Pengolahan
Kayu
KELEMAHAN
PAPAN PARTIKEL DIBANDING
KAYU
UTUH DAN KAYU LAPIS
(Solid
Wood and Ply Wood)
Oleh
Nama
: Irfan Asmadi
Nim
: M111 10 010
Kelas : A
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
Kelemahan papan partikel di banding dengan :
1. Kayu
Utuh (Solid Wood)
2. Kayu
Lapis (Ply Wood)
Penjelasan:
1.
Kelemahan papan partikel di banding kayu
utuh
Jika
dibandingkan dengan kayu utuh, papan partikel mempunyai beberapa kelemahan,
diantaranya:
a.
Mudah mengalami perubahan
dimensi/mengembang dan perubahan warna karena kelembaban terutama bila tidak
dicat atau dilapisi bahan lainnya.
b.
Lebih mudah patah karena terbuat dari
kumpulan partikel yang direkatkan dan dikempa.
c.
Papan partikel merupakan produk kayu yang dibuat dengan menggunakan perekat. Pada umumnya jenis
perekat yang digunakan pada pembuatan produk
tersebut adalah urea formaldehida. Perekat ini mempunyai kelemahan, yakni
adanya emisi formaldehida dari produk yang direkat,
yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan bilamana digunakan dalam ruangan yang relatif tertutup.
d.
Papan partikel biasanya mengandung
perekat yang tidak tahan panas, sehingga harus ditempatkan pada suhu kamar karena
bahan perekat tersebut akan mengalami perubahan fisik, kimia, dan akan mengeras
jika berada pada suhu terlalu panar.
e.
memiliki
ketahanan yang rendah terhadap kelembaban yang tinggi dan pada kondisi suhu
yang tinggi
f.
Papan partikel memiliki stabilitas
dimensi yang rendah jika di banding kayu utuh.
g.
Pada kayu utuh, mempunyai sifat mekanis
lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan jika dibandingkan dengan papan
partikel.
2.
Kelemahan papan partikel di banding kayu
lapis
Jika dibandingkan dengan kayu lapis, papan partikel
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
a. Arah
serat untuk lembaran vinir untuk face
dan core saling tegak lurus,
sedangkan lembaran vinir untuk face
saling sejajar. Dibandingkan dengan papan partikel yang arah seratnya tidak ada
sehingga kekuatannya lebih rendah.
b. Papan
partikel mudah mengalami perubahan dimensi, sedangkan kayu lapis mempunyai
dimensi yang stabil.
c. Kayu
lapis tidak mudah pecah/retak pada pinggirnya jika dipaku, sedangkan papan
partikel mudah pecah/retak karena terbuat dari partikel.
Artikel Pembuatan papan partikel Bambu dengan Metode Perebusan
TUGAS
INDIVIDU
TEKNOLOGI
PENGELOLAAN KAYU
ARTIKEL
PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL
BAMBU
DENGAN METODE PEREBUSAN
OLEH
Nama
: Irfan Asmadi
Nim : M111 10 010
Kelas
: A
LABORATORIUM
PEMANFAATAN
DAN
PENGOLAHAN HASIL HUTAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PEMBUATAN
PAPAN PARTIKEL DENGAN BAMBU
TANPA
PEREKAT DENGAN
METODE
PEREBUSAN
Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan
papan partikel adalah bambu. Penggunaan bambu sebagai papan partikel karena
mempunyai kerapatan yang rendah sehingga memungkinkan adanya pemanfaatan
sebagai bahan substitusi kayu. Pemanfaatan bambu sebagai bahan pengganti kayu
ini dimanfaatkan dalam bentuk papan partikel yang dapat bernilai ekonomis
tinggi jika dibuat menjadi bahan interior rumah tangga seperti meja, lemari,
rak sepatu, rak TV, dll.
Dalam proses pembuatan papan partikel dengan
bambu ini sebenarnya tidak begitu rumit karena bahan yang digunakan bukan bambu
yang masih mudah atau yang baru ditebang dari pohonnya, namun yang digunakan
ini adalah bambu yang sudah lama ditebang atau sudah kering karena bamboo yang
kering ini tidak terlalu sulit untuk dihancurkan dalam mesin penggiling karena
kadar airnya lebih rendah yang berakibat mudahnya hancur atau lapuk didalam
mesin. Tapi meski demikian, perlu dilakukan penyayatan terhadap bambu tersebut
yaitu dengan menghilangkan tulang bambu dan kulit luarnya yang keras agar
kualitas papan partikel nantinya lebih baik dan sesuai standar mutu yang
ditetapkan.
Setelah selesai menghancurkan bambu maka selanjutnya
dilakukan pengukuran kadar air dengan terlebih dahulu menyiapkan 3 buah cawan
yang dimana cawan tersebut harus dalam keadaan kering tanur yaitu dengan
memasukkan cawan ke dalam oven selama 2 jam dalam keadaan kosong. Setelah 2 jam
didiamkan dalam oven maka selanjtnya cawan dimasukkan kedalam Decikator dan
didiamkan selama 15 menit kemudian timbang cawan dan masukkan partikel bambu
untuk mendapatkan berat basahnya. Setelah itu, masukkan kembali ke oven dengan
partikel bambu yang dimasukkan kecawan tadi dan diamkan selama 24 jam. Setelah
24 jam maka timbang kembali untuk mendapatkan berat kering tanurnya dan catat hasil penimbangannya kemudian hitung
kadar airnya dengan menggunakan rumus kadar air, yaitu :
x 100 %
Setelah didapatkan kadar airnya maka dilakukan
perebusan dengan terlebih dahulu mengukur berat bahan yang akan digunakan dalam
perebusan. Jika berat bahan sudah diketahui maka siapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam perebusan, yaitu panci, kompor, dan air. Selanjutnya
lakukan perebusan selama 30 menit dengan terlebih dahulu memasukkan air ke
dalam panci dan panaskan hingga air mendidih dan masukkan partikel bambu. Jika
waktu yang telah ditetapakn sudah cukup maka selanjutnya diperas dengan alat
perasan untuk menghilangkan airnya dan disamping itu juga siapkan 2 buah plat
tipis, stik yang berbentuk siku-siku yang berfungsi untuk mengukur ketebalan
dari papan nantinya, dan aluminium foil untuk melapisi partikel dari plat,
serta cetakan kotak yang ukurannya telah ditentukan yaitu 25 x 25 x 1 cm.
Selanjutnya masukkan partikel kedalam cetakan
kotak yang dilapisi aluminium foil dan plat tipis lalu ditekan dengan
menggunakan alat penekan yang ditekan sekuat mungkin agar tidak ada lagi rongga
antar partikel. Setelah itu, diagkat dari plat dan kemudian dilapisi dengan
aluminium foil agar plat tipis tidak melengket dengan partikel bambu dan simpan
stik pada cetakan untuk mengetahui ketebalan papan partikel nantinya.
Jika semua prosedur telah dilakukan maka partikel
yang telah ditekan tadi dimasukkan kedalam Hot press/press panas namun
sebelumnya kita ukur terlebih dahulu kekuatan tekan dari hot press tersebut dan
ukur juga suhu yang digunakan untuk pengempaan selama 20 menit lalu masukkan
partikel tadi dan Kempa sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
Apabila pengempaan panas telah selesai maka papan
partikel tersebut didiamkan dalam suhu kamar selama 2 minggu dan setelah itu
dilakukan uji kekuatan/ketahanan bahwa apakah papan partikel dari bambu
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Selasa, 03 April 2012
Tugas
Sistem Informasi Spasial
GLOBAL POSITIONING SYSTEM
(GPS)
Oleh
Nama :
Irfan Asmadi
Nim :
M111 10 010
Kelas :
A
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
berkembang pula alat-alat canggih yang dapat membantu kita dalam mengerti
perkembangan tersebut. Sebagai penduduk suatu negara, kita harus dapat
mengikuti perkembangan yang terjadi di negara kita maupun di negara lain.
Sehingga kita tidak akan ketinggalan oleh negara lain.
Salah satu alat yang dapat kita sebut canggih adalah GPS, yaitu Global
Positioning System. Dalam makalah ini kami membahas mengenai apa itu GPS
dan apa manfaat GPS bagi kehidupan kita.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah mengenai GPS
ini, adalah untuk mendapatkan informasi mengenai GPS. Diharapkan dengan adanya
makalah ini, pembaca dapat lebih mengerti mengenai GPS dengan lebih jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Munculnya GPS
GPS (Global Positioning System) adalah
sebuah peralatan navigasi yang pada awalnya didesain sebagai akibat
permasalahan pasukan Amerika serikat dalam menghadapi perang Vietnam. Salah
satu kesulitan utama yang dialami pasukan di darat adalah bagaimana mereka
selalu saling mengetahui posisi satu sama lain, terutama pada saat berada jauh
di dalam hutan lebat. Mereka saat itu hanya mengandalkan sistem radio
yang disebut LORAN system untuk mengetahui posisi. Namun karena banyaknya
kesalahan yang diakibatkan penerimaan/pemancaran radio yang jelek, dan defleksi
gelombang permukaan akibat cuaca buruk maka sistem ini kurang bisa meyakinkan
untuk operasi penting pada saat itu. Amerika Serikat kemudian
mengadakan uji coba dengan 4 satelit, yang diberi nama TRANSIT.
Satelit ini memilik orbit sangat tinggi dan digunakan untuk kepentingan
militer. Namun, sistem ini masih memiliki akurasi rendah, dan
posisi hanya bisa diperoleh setiap 2 jam. Generasi berikutnya
dibangun oleh NAVSTAR dan dioperasikan secara terbatas pada tahun
1986. Sistem ini hanya berfungsi 3-4 jam setiap hari karena satelit
yang diorbitkan hanya sedikit. Pengorbitan satelit NAVSTAR sempat
tertunda karena kecelakaan Kapal Ruang Angkasa Challenger pada tahun 1988.
Challenger rencananya akan digunakan untuk meluncurkan satelit-satelit GPS
NAVSTAR.
Sistem GPS benar-benar beroperasi pada
saat dimulainya Perang Teluk pada tahun 1990. Sistem satelit blok 1
diluncurkan sebagai tambahan atas blok 2 yang sudah terlebih dahulu
diorbitkan. Total satelit yang diorbitkan adalah 21 satelit, utnuk
menyediakan sistem GPS di seluruh dunia, dengan kemampuan pengiriman data
setiap saat. Departemen Pertahanan AS juga mengoperasionalkan
GPS yang dipasarkan bebas mulai tahun 1990. Sistem ini masih
dipakai sampai saat ini. Satelit-satelit GPS mengorbit terhadap
bumi 2 kali sehari pada ketinggian 11.000 mil diatas bumi, dan memancarkan
elevasi dan posisi dengan tepat. Sistem penerima GPS mengolah
signal, lalu mengukur interval antara saat signal dipancarkan dan diterima
untuk menentukan jarak antara antara receiver GPS di bumi dan satelit.
Pada saat receiver GPS menghitung data-data tersebut dari 3 satelit minimum,
lokasi di permukaan bumi dapat ditentukan dengan cepat. Dewan
industri GPS baru saja mengumumkan bahwa peralatan receiver GPS ditargetkan
akan terjual sampai 8 milyar Dollar sampai tahun 2000. Penggunaan
GPS memang telah meluas dalam berbagai sektor. Receiver GPS bahkan
telah dipasang di mobil-mobil mewah, dilengkapi dengan peta jalan digital dalam
CD ROM yang akan menolong pengendara untuk menuju tempat tujuan.
Receiver GPS juga akan segera di integrasikan dengan telfon selular.
GPS pada saat ini telah menjadi teman yang baik di perjalanan dan akan sangat
berjasa sebagai petunjuk arah pada saat yang gawat.
Kebijaksanaan tentang penggunaan GPS
sendiri diatur dalam Federal navigation Plan (FRP), yang disiapkan oleh tim
gabungan dari Departemen Pertahanan dan Departemen Transportasi AS, melalui
berbagai pertemuan pada tahun 1992. Namun pada dasarnya, GPS
sendiri adalah milik Departemen Pertahanan, namun pada kelanjutannya menjadi
peralatan yang dipasarkan bebas. Rencananya satelit GPS akan ditambah
2 lagi, sehingga semuanya menjadi 24 satelit. Kemampuan penuh GPS
dengan 24 satelit (blok I,II, dan IIA) akan diumumkan oleh Departemen
Pertahanan AS. Sebelum berkemampuan penuh, Full Operational
Capability (FOC) maka GPS sebenarnya sudah layak dipakai untuk bernavigasi,
hanya kemampuan agak rendah. Kondisi ini dinamakan Initial
Operational Capability (IOC), yang dimulai sejak 8 Desember 1993.
Kemampuan yang disediakan oleh GPS
sendiri telah dikategorikan menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah
Standart Positioning Service (SPS) dan kedua Precise Positioning Service (PPS).
Sistem SPS adalah sistem yang dijual untuk pemakai diluar Departemen Pertahanan
AS, termasuk yang dipakai Angkatan Bersenjata Indonesia/Australia. SPS
menyediaan frekuensi GPS L 1 yang mengandung kode Coarse Acquisition (CA) dan
data navigasi. Untuk sistem ini, Departemen Pertahanan AS sudah
memberikan error signal yang menurunkan akurasi receiver GPS untuk
menghitung posisi. Sistem GPS jenis SPS bisa diakses dengan
menggunakan peralatan receiver (yang bisa dibeli di pasar bebas) setiap
saat. Kemampuan GPS type SPS sebenarnya juga sudah sangat akurat bagi
keperluan non militer yaitu dengan error horizontal, 100 meter ( dijamin
95 % ) dan 300 meter ( dijamin 99.99 % ). Untuk error vertikal
adalah 140 meter ( dijamin 95 % ). Error waktu adalah 340 nanodetik
( dijamin 95 % ). Sedangkan GPS jenis kedua adalah GPS PPS yang
memiliki keakuratan yang sangat tinggi, baik waktu, kecepatan, dan
posisi. Sayangnya, sistem GPS ini hanya digunakan oleh Departemen
Pertahanan AS dan instansi lain yang diberi lisensi. PPS akan
mengirimkan data, dengan menggunakan frekuensi L1 dan L2 dan hanya untuk
kepentingan militer. Inilah strtegi dagang Amerika Serikat yang
tidak mau menjual produk terbaiknya pada sembarang orang. Hal ini
sebenarnya tidak pada GPS saja, pada peralatan militer lain seperti pesawat dan
senjata, selalu ada bagian-bagian yang dibatasi/dihilangkan.
GPS pada dasarnya terdiri dari 3
bagian utama yaitu SPACE, CONTROL, dan USER. SPACE adalah 24
satelit yang ada di luar angkasa. CONTROL adalah 5 stasiun monitor
yang ada di Hawaii, Kwajalein, Ascension Island, Diego Garcia, dan Colorado
Springs. Terdapat 3 ground antenna yaitu Ascension Island, Diego
Garcia, dan Kwajalein. Sedangkan Master Control Station (MCS)
berlokasi di Falcon AFB di Colorado. Stasiun monitor selalu
mengawasi satellit, dan mengecheck error data yang dipancarkan.
Data-data ini diproses di MCS untuk menentukan orbit satelit dan mengkoreksi
data yang dikirim oleh satelit. Setelah dikoreksi, data itu dikirm
balik ke tiap-tiap satelit lewat ground antenna. Dengan cara ini,
satelit akan mentransmisikan data yang tepat pada semua pengguna.
Bagian ketiga adalah USER. Para pengguna jasa GPS bisa
mendapatkan/membeli receiver GPS, tentunya tipe SPS untuk bisa mengakses
pancaran satelit. Untuk receiver GPS sendiri bermacam-macam
jenisnya, sehingga para pengguna bisa menentukan mana yang lebih
disukai. Pada saat pertama kali dikeluarkan, peralatan ini
mempunyai harga yang mahal. Namun pada saat sekarang sekarang
harganya sudah relatif murah.
2.2
Pengertian
Global Positioning System atau yang biasa disingkat
dengan GPS adalah alat navigasi
elektronik yang menerima informasi dari 4 - 12 satelit sehingga GPS bisa
memperhitungkan posisi di mana kita berada di Bumi. Satelit GPS tidak mentransmisikan informasi posisi kita, yang
ditransmisikan satelit adalah posisi satelit dan jarak penerima GPS kita dari
satelit. Informasi ini diolah alat penerima GPS kita dan hasilnya ditampilkan
kepada kita.
GPS sebenarnya adalah proyek
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang memberinya nama resmi NAVSTAR (NAVigation
Satellite Timing And Ranging). Bagian utama dari sistem GPS adalah 24 satelit
yang mengorbit Bumi di ketinggian 20.200 kilometer. Orbit satelit dirancang
sehingga setiap titik di Bumi dapat melihat paling sedikit empat satelit pada
setiap saat
Tiap satelit mengitari bumi
kira-kira sekali dalam 12 jam dengan kecepatan sekitar 11.000 kilometer per
jam. Satelit GPS mempunyai panel-panel pengumpul tenaga Matahari untuk
membangkitkan energi listrik yang diperlukannya. Selain itu juga ada baterai
yang menyimpan tenaga listrik dan mempergunakannya saat satelit tidak
memperoleh sinar Matahari.
GPS atau Global Positioning System terdiri dari satu set unik
dari 24 satelit yang mengorbit bumi pada posisi strategis, yang memungkinkan triangulasi untuk mencari posisi yang
sebenarnya di bumi. Setiap satelit mengorbit bumi dua kali sehari pada
jarak sekitar 12.000 mil di atas kami, perjalanan sekitar 7.000 mil
per jam. Selain itu, setiap dari satelit adalah bertenaga
surya tetapi memiliki baterai cadangan jika terjadi gerhana matahari.
Awalnya dirancang untuk penggunaan militer dan Departemen Pertahanan hampir
30 tahun yang lalu aplikasi dibuat tersedia untuk
umum. Tidak seperti begitu banyak aplikasi mencoba di masa lalu, GPS
bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu dalam
setiap jenis cuaca. Awan atau badai tidak
berpengaruh pada fungsi Global Positioning System.
Sebuah sinyal yang ditransmisikan dari perangkat GPS pribadi untuk beberapa
satelit dan kembali
ke perangkat GPS. Melalui teknik triangulasi tampilan peta elektronik pada
sistem individu bisa tahu persis di mana perangkat ini terus-menerus.
Tergantung pada jumlah satelit terkunci dalam ke
perangkat lain, perangkat dapat menentukan bujur dan lintang dengan masukan dari tiga satelit, dan jika empat terkunci dalam perangkat
ini juga dapat
melaporkan ketinggian.
Ini adalah penjelasan yang sangat sederhana dari GPS, tetapi
sebenarnya kebanyakan
dari kita tidak
peduli bagaimana sistem
bekerja, tetapi hanya bahwa hal itu.
Sejak
diperkenalkannya GPS
untuk penggunaan sipil, perangkat menjadi lebih akurat dan jauh lebih
terjangkau. Oleh
karena itu, kendaraan
yang paling baru saat ini memiliki beberapa bentuk GPS dipasang. Selain itu, GPS sekarang tersedia untuk kapal, penggunaan individu dan sebagai sarana untuk hewan peliharaan pelacakan.
2.3 Fungsi
1. Menghitung jarak dan arah dari
lokasi tempat kita berada.
2. Satu unit GPS dapat menyimpan
dalam memory lokasi di mana kita berada saat ini.
3. Setiap lokasi dapat diberi
nama atau nomor dan tanggal dan waktu.
4. Mengingat lokasi yang pernah
kita simpan.
5. Mengarahkan kita dari satu
lokasi ke lokasi lain dengan simbol berupa grafik.
6. Menyimpan rute perjalanan kita
dan mengantar kita kembali dengan rute yang sama.
7. Berfungsi sebagai kompas yang
dapat menuntun kita ke arah yang tepat.
8. Dapat digunakan sebagai
penunjuk arah di kapal, mobil dengan menggunakan daya sebesar 12 volt.
9. Beberapa GPS dapat menunjukkan
peta jalan-jalan utama, sungai-sungai.
10. Beberapa GPS juga dapat
menampilkan kekuatan baterai, posisi satelit, kekuatan sinyal.
2.4 Cara kerja
Satelit GPS pertama
diluncurkan tahun 1978 dan konstelasi 24 satelit berhasil dilengkapi tahun
1994. Setelah itu satelit-satelit baru rutin diluncurkan untuk meng-upgrade
satelit lama atau mengganti satelit yang rusak/tidak berfungsi lagi. Tiap
satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA (Code Division Multiple
Access)-sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler CDMA. Sinyal CDMA
menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima GPS tetap bisa mengenali
sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi yang sama. Frekuensi
yang digunakan adalah L1 (1575,42 MHz) dan L2 (1227,6 MHz).
Kode CDMA disebut "pseudorandom"
karena seakan-akan ("pseudo") tidak beraturan ("random"),
padahal tidaklah demikian. Kode CDMA tiap satelit dipilih dengan saksama agar
tidak mengganggu transmisi satelit lainnya. Jenis kode CDMA ini ada dua, yaitu
C/A dan P(Y). Kedua kode ini ditransmisikan pada frekuensi L1, sementara di L2
hanya ada kode P(Y).
C/A (Coarse/Acquisition)
penggunaannya terbuka untuk siapa saja. "Coarse" karena
resolusi datanya lebih kasar/tidak sepresisi kode P(Y). Ini disebabkan modulasi
kode yang lebih lambat, yaitu 1,023 MHz dibandingkan dengan P(Y) yang 10,23 MHz
(bandingkan dengan cdma2000 yang 1,2288 MHz dan WCDMA (generasi penerus GSM)
yang 3,84 MHz). Kata "Acquisition" adalah untuk akuisisi karena
kode C/A yang sederhana lebih mudah dikenali dibandingkan dengan kode P(Y)
sehingga untuk menangkap sinyal kode P(Y) lebih mudah setelah berhasil
mengakuisisi satelit GPS dari sinyal C/A-nya. P(Y) berarti kode precision
(presisi) yang dienkripsi dengan kode sandi Y. Modulasi kode yang sepuluh kali
lebih cepat dibandingkan dengan kode C/A menyebabkan secara teoritis mampu
memberikan presisi 10 kali lebih baik juga. Enkripsi digunakan agar data
navigasinya tidak bisa digunakan orang tanpa seizin Departemen Pertahanan AS.
Dengan mensinkronisasikan kode ini, alat penerima GPS dapat menghitung berapa
waktu antara sinyal dikirim dari satelit dan diterima oleh alat penerima GPS.
Data lain yang diperlukan juga ditumpangkan pada sinyal kode GPS, antara lain:
koreksi posisi satelit, koreksi waktu satelit, dan informasi mengenai atmosfer
yang dilalui sinyal dari satelit ke alat penerima.
Satelit-satelit ini dikontrol
dari 5 stasiun Bumi, 4 stasiun Bumi yang bekerja otomatis dan satu stasiun Bumi
pengontrol utama. Empat stasiun Bumi otomatis hanya berfungsi menerima data
dari satelit GPS dan meneruskan informasi itu ke stasiun pengontrol utama.
Stasiun pengontrol utama memberikan koreksi data navigasi ke satelit-satelit
GPS.
Bagian akhir dari sistem GPS
ini adalah alat penerima GPS yang akhirnya menghitung semua data, melakukan
korelasi, dan menampilkan data posisi di layar display atau-kalau penerima GPS
ini hanya aksesori tambahan di PDA (personal digital assistant) di layar
PDA.
Informasi yang ditransmisikan
dari satelit ke penerima GPS terdiri dari dua jenis. Yang pertama disebut
"almanak", yaitu posisi dari semua satelit GPS. Jenis informasi kedua
disebut "efemeris", yaitu koreksi data almanak. ’Almanak’ di-update
kira-kira seminggu sekali, data ’eferemis’ biasanya di-update tiap setengah
jam. Alat penerima GPS yang dinyalakan kembali setelah seharian dimatikan masih
bisa menggunakan data almanak sebelumnya.
Untuk mengetahui posisi alat
penerima, juga diperlukan informasi seberapa jauh alat penerima GPS dari satelit.
Informasi ini didapat dari mensinkronisasikan timer di penerima dengan sinyal
kode CDMA yang dikirim satelit GPS. Beda sinkronisasi dan fase sinyal digunakan
untuk menghitung "pseudorange" (perhitungan jarak ke satelit
GPS tanpa memperhitungkan perlambatan sinyal di atmosfer). Kecepatan sinyal di
ruang hampa sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 3 x 10-8 meter per detik.
Sementara kode C/A yang 1,023 MHz artinya mengirimkan 1.023.000 pulsa setiap
detiknya, atau setiap pulsa bila disinkronisasikan bisa memberikan jarak sampai
akurasi 300 meter.
Kita juga bisa menghitung fase sinyal, sinyal itu sedang
di posisi mana dari pulsa, sampai akurasi 1 persen. Jadi, akurasi terbaik yang
bisa didapat dengan kode C/A kira-kira 3 meter. Untuk kode P(Y) yang mengirim
pulsa 10 kali lebih banyak per detiknya, akurasinya bisa sampai 0,3 meter. Ini
adalah angka teoretis, pada kenyataannya akurasi GPS kira-kira 9 meter untuk
kode C/A.
Bayangkan ada satu bola dengan jari-jari sepanjang jarak
satelit penerima GPS yang pusatnya di posisi satelit di ruang angkasa. Jika ada
empat bola seperti itu, perpotongan permukaan bolanya adalah satu titik tempat
lokasi alat penerima GPS.
2.5 Kelemahan
Rata-rata format peta
Indonesia biasanya memakai datum dari Jakarta (0 derajat). Kebanyakan alat GPS
tidak punya format ini sehingga kita harus memakai Latitude & Longitude.
Di negara lain bisa membaca GPS kita dan langsung bisa melihat posisi kita di
peta.
Langit langsung – Alat GPS
perlu melihat langsung satelit untuk menerima informasi. Oleh karena itu, kita
tidak bisa memakai GPS dalam rumah, atau terlalu dekat gedung-gedung yg tinggi, atau dlm lembah, atau di bawah hutan lebat.
Bahasa - Dengan GPS Garmin
Kita bisa memilih bahasa yang dipakai. Tetapi bahasa yang tersedia hanya bahasa-bahasa Eropa belum bahasa Indonesia atau Melayu.
Baterai – Jika baterai habis,
tidak ada cadangan bantuan navigasi. Biasanya alat GPS memakai 4 baterai AA dan
cepat habis kalau dipakai terus-menerus (10 - 36 jam, tergantung model).
Elektronik - Sama seperti alat
elekronik lain yang bisa rusak jika jatuh atau terkena air.
Walaupun alat GPS bisa
menghitung ketinggian, biasanya kesalahan cukup besar dan kurang cocok untuk
membantu sebagai informasi navigasi di daerah pegunungan.
2.6 Aplikasi
Aplikasi GPS sangat beragam
dan tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan penentuan posisi saja.
Di udara, GPS digunakan sebagai salah satu alternatif peralatan navigasi
pesawat terbang. Dibandingkan dengan peralatan navigasi lain, penerima GPS
paling mudah digunakan karena langsung memberikan posisi pesawat sehingga
sangat cepat menjadi populer. Dengan menggunakan beberapa penerima GPS,
orientasi kemiringan pesawat juga bisa dihitung, GPS juga favorit digunakan
untuk membimbing pesawat tanpa awak dan rudal-rudal jarak jauh.
Di laut, kapal-kapal juga
senang menggunakan GPS karena alasan kemudahan penggunaannya. IMO (International
Maritime Organization) bahkan menganjurkan pemakaian AIS (Automatic
Identification System), yaitu alat penerima GPS yang secara periodik
mengirimkan posisi kapal. GPS juga digunakan untuk mempelajari kebiasaan
migrasi satwa laut.
Penerima GPS yang tersedia
dalam berbagai bentuk dan ukuran membuat penggunaannya di darat juga beragam.
Mulai dari penerima GPS handheld untuk perjalanan lintas alam seharga sekitar
Rp 1 juta sampai penerima GPS untuk memantau perjalanan truk-truk kontainer dan
kereta api. GPS juga digunakan membuat peta dan membantu bermain golf. Jam satelit
GPS yang sangat presisi juga banyak dimanfaatkan, di antaranya sinkronisasi
antar BTS/menara pada jaringan telepon seluler.
Beberapa tahun belakangan GPS bahkan dimanfaatkan juga di
angkasa luar untuk mendapatkan posisi satelit lainnya. Akan tetapi, aplikasi
yang paling kreatif menurut penulis adalah menggunakan GPS sebagai radar.
Sinyal GPS yang memantul dari suatu obyek digunakan untuk menghitung posisi
obyek tersebut. Radar GPS lebih murah dari radar biasa karena tidak perlu
tenaga listrik besar untuk transmisi sinyal radar dan untuk keperluan militer
punya keuntungan tidak bisa diketahui posisinya dari transmisi sinyal
radar-karena radar GPS tidak mentramisikan sinyal sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Global Positioning System
adalah alat yang digunakan untuk mengetahui posisi seseorang pada satu saat.
Yang ditransmisikan GPS bukan informasi posisi kita tetapi posisi satelit dan
jarak penerima GPS kita dari satelit. Informasi ini diolah alat penerima GPS
kita dan hasilnya ditampilkan kepada kita.
GPS memiliki banyak fungsi
yang bermanfaat bagi kehidupan kita, seperti melihat lokasi di mana kita
berada, menunjukkan arah untuk ke lokasi yang ingin kita tuju, sebagai kompas,
menunjukkan peta lokasi suatu tempat berupa gambar jalan dan sungai.
GPS bekerja dengan cara tiap
satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA (Code Division
Multiple Access)-sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler CDMA.
Sinyal CDMA menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima GPS tetap bisa
mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi yang sama.
Kode CDMA tiap satelit dipilih dengan saksama agar tidak mengganggu transmisi
satelit lainnya.
Satelit-satelit ini dikontrol
dari 5 stasiun Bumi, 4 stasiun Bumi yang bekerja otomatis dan satu stasiun Bumi
pengontrol utama. Empat stasiun Bumi otomatis hanya berfungsi menerima data
dari satelit GPS dan meneruskan informasi itu ke stasiun pengontrol utama.
Stasiun pengontrol utama memberikan koreksi data navigasi ke satelit-satelit
GPS.
Bagian akhir dari sistem GPS
ini adalah alat penerima GPS yang akhirnya menghitung semua data, melakukan
korelasi, dan menampilkan data posisi di layar display.
Kita tidak bisa memakai GPS di
tempat tertutup atau terhalang gedung-gedung tinggi karena alat GPS perlu
melihat langsung satelit untuk menerima informasi. Dengan GPS Garmin
bahasa yang tersedia hanya bahasa-bahasa
Eropa saja. Jenis baterai AA dan jika
baterai habis, tidak ada cadangan bantuan navigasi. Kelemahan alat GPS yaitu
kesalahan untuk menghitung ketinggian cukup besar dan kurang cocok untuk
membantu sebagai informasi navigasi di daerah pegunungan
Aplikasi GPS sangat beragam
dan tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan penentuan posisi saja.
Dibandingkan dengan peralatan navigasi lain, penerima GPS paling mudah. GPS
juga digunakan untuk radar,membimbing pesawat tanpa awak dan rudal-rudal jarak
jauh, mempelajari kebiasaan migrasi satwa laut, memantau perjalanan truk-truk
kontainer dan kereta api. GPS juga digunakan membuat peta dan membantu bermain
golf, mendapatkan posisi satelit lainnya.
Literatur
www.gps.net
Doc : unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/KOMDAT/.../GPS/makalah.doc
http://p3m.amikom.ac.id/p3m/dasi/sept05/02%20-%20STMIK%20AMIKOM%20Yogyakarta%20Makalah%20ANDI%20_global%20positioning_.pdf
www.coremap.or.id/downloads/GIS.pdf
www.coremap.or.id/downloads/GPS.pdf
http://suryopod.blogspot.com/2008/07/cara-menggunakan-gps-yang-baik-dan.html
http://lanibin.millahibrahim.net/?p=291
http://cangkruk.com/index.php?option=com_content&view=article&id=333:lebih-jauh-tentang-gps&catid=16:info-ti&Itemid=132
Langganan:
Postingan (Atom)